STRATEGI PENGGUNAAN ANTIMALARIA DALAM UPAYA PENURUNAN TRANSMISI MALARIA DI DAERAH ENDEMIK
STRATEGI PENGGUNAAN ANTIMALARIA DALAM UPAYA
PENURUNAN TRANSMISI MALARIA
DI DAERAH ENDEMIK
Oleh
Dewi Sri Wulandari
NIM. 0610710031
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2008
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis dengan judul "STRATEGI PENGGUNAAN ANTIMALARIA DALAM UPAYA PENURUNAN TRANSMISI MALARIA DI DAERAH ENDEMIK" dibuat dengan tujuan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Tinjauan Pustaka dan disusun oleh Dewi Sri Wulandari (NIM. 0610710031) dengan ini telah disahkan.
Malang,
Mengetahui,
Pembantu Dekan III FKUB Dosen Pembimbing
dr. M. Hanafi, MPd
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya karya tulis yang berjudul "STRATEGI PENGGUNAAN ANTIMALARIA DALAM UPAYA PENURUNAN TRANSMISI MALARIA DI DAERAH ENDEMIK". Karya tulis ini penulis susun dengan tujuan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Tinjauan Pustaka yang merupakan rangkaian acara Temu Ilmiah Nasional 2008 yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa – Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (BEM-PEMA FK USU). Selain itu, penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan masukan bagi para pembaca terutama pemerintah dan para pengambil kebijakan, serta tenaga kesehatan mengenai cara-cara yang tepat dalam menggunakan antimalaria sehingga program pengontrolan malaria dapat berjalan efektif.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada ...........selaku dosen pembimbing yang telah membantu penulis dalam menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada dr. M. Hanafi, MPd, selaku Pembantu Dekan III yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis dan semua pihak yang telah ikut berperan serta dalam penyelesaian karya tulis ini.
Akhir kata penulis ingin memohon maaf apabila dalam karya tulis ini banyak terdapat kesalahan yang tidak berkenan di hati pembaca. Saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi keberhasilan penulis selanjutnya.
Malang,
Penulis
DAFTAR ISI
RINGKASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Malaria merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebarkan oleh vektor nyamuk Anopheles. Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis dan subtropis, termasuk sebagian Amerika, Asia, dan Afrika. Setiap tahun kira-kira terdapat 515 juta kasus malaria, yang membunuh 1 sampai 3 juta orang, yang sebagian besar terdiri dari anak-anak di daerah Afrika Sub-Sahara. Malaria biasanya dihubungkan dengan kemiskinan, namun dapat juga menyebabkan kemiskinan dan menghambat perkembangan ekonomi (http://en.wikipedia.org/wiki/Malaria).
Menurut Ditjen PPM-PL Depkes RI, frekuensi Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria di Indonesia sebanyak 60 dengan jumlah kasus 5,571 orang penderita dan jumlah kematian sebanyak 1197 orang. Dari sumber yang sama juga didapatkan bahwa jumlah kasus dan angka kesakitan malaria pada tahun 2003 sebanyak 2,485,835 kasus dengan kasus terbanyak di Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu sebanyak 633,462 kasus dengan Annual Malaria Incidence (AMI) 177.61. Namun demikian, menurut Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM bidang Kesehatan dari 325 Kabupaten dan Kota, periode 1 Oktober 2004, penderita malaria yang diobati pada tahun 2003 sebanyak 1,033,945 dari 1,372,680 orang penderita, atau sekitar 75.32% (http://bankdata.depkes.go.id/Profil/INDEX.HTM).
Data-data di atas menunjukkan cukup tingginya prevalensi malaria di Indonesia serta masih kurangnya upaya pengontrolannya. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat serta upaya pemerintah dalam melibatkan masyarakat untuk berperan serta dalam upaya pengontrolan malaria. Masalah ini perlu mendapat perhatian mengingat cukup besarnya peranan malaria dalam menurunkan derajat kesehatan dan produktivitas sosial ekonomi masyarakat.
Pada daerah-daerah endemik malaria, di mana tingkat transmisi penyakit malaria cukup tinggi, masalah yang muncul lebih banyak dibandingkan daerah nonendemik. Di daerah ini, Plasmodium, parasit penyebab malaria telah mengalami resistensi terhadap obat antimalaria yang menyebabkan usaha pengobatan malaria menjadi semakin sulit. Di samping itu, sebagian besar penduduk yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit malaria (asimtomatis), namun dapat menjadi penular yang poten bagi pendatang yang nonimun. Hal-hal tersebut dapat menimbulkan perasaan takut pada tenaga kesehatan yang akan dikirim untuk mengatasi masalah kesehatan di daerah tersebut. Mereka takut tertular malaria pada saat bertugas dan kemudian bukannya mengatasi, tetapi malah menjadi sumber penularan malaria yang baru. Oleh karena itu, banyak tenaga kesehatan yang menolak dikirim ke daerah endemik sehingga upaya pengontrolan malaria di daerah tersebut menjadi terhambat.
Akhir-akhir ini, berita mengenai global warming menjadi semakin marak. Sebenarnya global warming ikut berperan dalam peningkatan insidensi malaria. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan temperatur yang meningkatkan kemampuan bertahan hidup dan reproduksi nyamuk Anopheles dan Plasmodium, serta aktivitas nyamuk dalam mencari makanan (One-year delayed effect of fog on malaria transmission: a time-series analysis in the rain forest area of Mengla County, south-west China ).
Beberapa negara di daerah Afrika Sub-Sahara yang merupakan daerah endemik malaria telah berhasil menurunkan angka kejadian malaria melalui berbagai cara pengontrolan. Penurunan yang paling drastis terjadi di Zanzibar dan Tanzania, dengan menggunakan Artemisin Combination Therapy (ACT) dan Insectiside Treated Nets (ITNs), berhasil menurunkan prevalensi parasit sampai 97% pada tahun 2003 sampai 2006 (Presumptive treatment of fever cases as malaria: help or hindrance for malaria control?).
Dari uraian di atas, telah diketahui bahwa malaria merupakan penyakit infeksi terbanyak di daerah tropis, termasuk Indonesia, serta penyebab kematian terbanyak dalam KLB. Namun demikian, upaya pengontrolannya, terutama di daerah endemik, masih sangat kurang. Tingginya tingkat transmisi serta resistensi menjadi masalah utama di daerah endemik. Oleh karena itu, dalam karya tulis berjudul "STRATEGI PENGGUNAAN ANTIMALARIA DALAM UPAYA PENURUNAN TRANSMISI MALARIA DI DAERAH ENDEMIK" ini penulis akan memaparkan cara pengontrolan malaria di daerah endemik melalui penggunaan antimalaria yang tepat sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.
1.2Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1.Apa sajakah permasalahan kesehatan yang muncul pada daerah endemik malaria?
2.Bagaimana strategi penggunaan antimalaria yang tepat untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang muncul pada daerah endemik malaria?
1.3Tujuan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1.Mengetahui permasalahan kesehatan yang muncul pada daerah endemik malaria.
2.Mengetahui strategi penggunaan antimalaria yang tepat untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang muncul pada daerah endemik malaria.
1.4Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil setelah tujuan penulisan karya tulis ini tercapai antara lain sebagai berikut.
1.Untuk Penulis
a.Dapat memanfaatkan karya tulis ini sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penyakit malaria.
b.Dapat memberikan motivasi untuk terus mencari strategi penanggulangan yang efektif untuk penyakit infeksi lainnya.
c.Sebagai salah satu upaya menyalurkan ide-ide berpikir dan mengasah kemampuan menulis karya ilmiah.
2.Untuk Pembaca
a.Dapat memberikan masukan mengenai cara-cara yang tepat dalam menggunakan antimalaria sehingga program pengontrolan malaria dapat berjalan efektif.
b.Memberikan gambaran kondisi kesehatan yang berkaitan dengan penyakit malaria di Indonesia.
c.Dapat memunculkan kesadaran tentang pentingnya memperhatikan masalah penyakit infeksi di Indonesia.
--
Shigenoi Haruki
PENURUNAN TRANSMISI MALARIA
DI DAERAH ENDEMIK
Oleh
Dewi Sri Wulandari
NIM. 0610710031
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2008
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis dengan judul "STRATEGI PENGGUNAAN ANTIMALARIA DALAM UPAYA PENURUNAN TRANSMISI MALARIA DI DAERAH ENDEMIK" dibuat dengan tujuan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Tinjauan Pustaka dan disusun oleh Dewi Sri Wulandari (NIM. 0610710031) dengan ini telah disahkan.
Malang,
Mengetahui,
Pembantu Dekan III FKUB Dosen Pembimbing
dr. M. Hanafi, MPd
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya karya tulis yang berjudul "STRATEGI PENGGUNAAN ANTIMALARIA DALAM UPAYA PENURUNAN TRANSMISI MALARIA DI DAERAH ENDEMIK". Karya tulis ini penulis susun dengan tujuan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Tinjauan Pustaka yang merupakan rangkaian acara Temu Ilmiah Nasional 2008 yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa – Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (BEM-PEMA FK USU). Selain itu, penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan masukan bagi para pembaca terutama pemerintah dan para pengambil kebijakan, serta tenaga kesehatan mengenai cara-cara yang tepat dalam menggunakan antimalaria sehingga program pengontrolan malaria dapat berjalan efektif.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada ...........selaku dosen pembimbing yang telah membantu penulis dalam menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada dr. M. Hanafi, MPd, selaku Pembantu Dekan III yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis dan semua pihak yang telah ikut berperan serta dalam penyelesaian karya tulis ini.
Akhir kata penulis ingin memohon maaf apabila dalam karya tulis ini banyak terdapat kesalahan yang tidak berkenan di hati pembaca. Saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi keberhasilan penulis selanjutnya.
Malang,
Penulis
DAFTAR ISI
RINGKASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Malaria merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebarkan oleh vektor nyamuk Anopheles. Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis dan subtropis, termasuk sebagian Amerika, Asia, dan Afrika. Setiap tahun kira-kira terdapat 515 juta kasus malaria, yang membunuh 1 sampai 3 juta orang, yang sebagian besar terdiri dari anak-anak di daerah Afrika Sub-Sahara. Malaria biasanya dihubungkan dengan kemiskinan, namun dapat juga menyebabkan kemiskinan dan menghambat perkembangan ekonomi (http://en.wikipedia.org/wiki/Malaria).
Menurut Ditjen PPM-PL Depkes RI, frekuensi Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria di Indonesia sebanyak 60 dengan jumlah kasus 5,571 orang penderita dan jumlah kematian sebanyak 1197 orang. Dari sumber yang sama juga didapatkan bahwa jumlah kasus dan angka kesakitan malaria pada tahun 2003 sebanyak 2,485,835 kasus dengan kasus terbanyak di Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu sebanyak 633,462 kasus dengan Annual Malaria Incidence (AMI) 177.61. Namun demikian, menurut Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM bidang Kesehatan dari 325 Kabupaten dan Kota, periode 1 Oktober 2004, penderita malaria yang diobati pada tahun 2003 sebanyak 1,033,945 dari 1,372,680 orang penderita, atau sekitar 75.32% (http://bankdata.depkes.go.id/Profil/INDEX.HTM).
Data-data di atas menunjukkan cukup tingginya prevalensi malaria di Indonesia serta masih kurangnya upaya pengontrolannya. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat serta upaya pemerintah dalam melibatkan masyarakat untuk berperan serta dalam upaya pengontrolan malaria. Masalah ini perlu mendapat perhatian mengingat cukup besarnya peranan malaria dalam menurunkan derajat kesehatan dan produktivitas sosial ekonomi masyarakat.
Pada daerah-daerah endemik malaria, di mana tingkat transmisi penyakit malaria cukup tinggi, masalah yang muncul lebih banyak dibandingkan daerah nonendemik. Di daerah ini, Plasmodium, parasit penyebab malaria telah mengalami resistensi terhadap obat antimalaria yang menyebabkan usaha pengobatan malaria menjadi semakin sulit. Di samping itu, sebagian besar penduduk yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit malaria (asimtomatis), namun dapat menjadi penular yang poten bagi pendatang yang nonimun. Hal-hal tersebut dapat menimbulkan perasaan takut pada tenaga kesehatan yang akan dikirim untuk mengatasi masalah kesehatan di daerah tersebut. Mereka takut tertular malaria pada saat bertugas dan kemudian bukannya mengatasi, tetapi malah menjadi sumber penularan malaria yang baru. Oleh karena itu, banyak tenaga kesehatan yang menolak dikirim ke daerah endemik sehingga upaya pengontrolan malaria di daerah tersebut menjadi terhambat.
Akhir-akhir ini, berita mengenai global warming menjadi semakin marak. Sebenarnya global warming ikut berperan dalam peningkatan insidensi malaria. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan temperatur yang meningkatkan kemampuan bertahan hidup dan reproduksi nyamuk Anopheles dan Plasmodium, serta aktivitas nyamuk dalam mencari makanan (One-year delayed effect of fog on malaria transmission: a time-series analysis in the rain forest area of Mengla County, south-west China ).
Beberapa negara di daerah Afrika Sub-Sahara yang merupakan daerah endemik malaria telah berhasil menurunkan angka kejadian malaria melalui berbagai cara pengontrolan. Penurunan yang paling drastis terjadi di Zanzibar dan Tanzania, dengan menggunakan Artemisin Combination Therapy (ACT) dan Insectiside Treated Nets (ITNs), berhasil menurunkan prevalensi parasit sampai 97% pada tahun 2003 sampai 2006 (Presumptive treatment of fever cases as malaria: help or hindrance for malaria control?).
Dari uraian di atas, telah diketahui bahwa malaria merupakan penyakit infeksi terbanyak di daerah tropis, termasuk Indonesia, serta penyebab kematian terbanyak dalam KLB. Namun demikian, upaya pengontrolannya, terutama di daerah endemik, masih sangat kurang. Tingginya tingkat transmisi serta resistensi menjadi masalah utama di daerah endemik. Oleh karena itu, dalam karya tulis berjudul "STRATEGI PENGGUNAAN ANTIMALARIA DALAM UPAYA PENURUNAN TRANSMISI MALARIA DI DAERAH ENDEMIK" ini penulis akan memaparkan cara pengontrolan malaria di daerah endemik melalui penggunaan antimalaria yang tepat sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.
1.2Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1.Apa sajakah permasalahan kesehatan yang muncul pada daerah endemik malaria?
2.Bagaimana strategi penggunaan antimalaria yang tepat untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang muncul pada daerah endemik malaria?
1.3Tujuan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1.Mengetahui permasalahan kesehatan yang muncul pada daerah endemik malaria.
2.Mengetahui strategi penggunaan antimalaria yang tepat untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang muncul pada daerah endemik malaria.
1.4Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil setelah tujuan penulisan karya tulis ini tercapai antara lain sebagai berikut.
1.Untuk Penulis
a.Dapat memanfaatkan karya tulis ini sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penyakit malaria.
b.Dapat memberikan motivasi untuk terus mencari strategi penanggulangan yang efektif untuk penyakit infeksi lainnya.
c.Sebagai salah satu upaya menyalurkan ide-ide berpikir dan mengasah kemampuan menulis karya ilmiah.
2.Untuk Pembaca
a.Dapat memberikan masukan mengenai cara-cara yang tepat dalam menggunakan antimalaria sehingga program pengontrolan malaria dapat berjalan efektif.
b.Memberikan gambaran kondisi kesehatan yang berkaitan dengan penyakit malaria di Indonesia.
c.Dapat memunculkan kesadaran tentang pentingnya memperhatikan masalah penyakit infeksi di Indonesia.
--
Shigenoi Haruki
Comments
Post a Comment