TUGAS PK LPDP : RESUME STAND UP COMEDY

RESUME STAND UP COMEDY KELOMPOK JONG BATAKS BOND Kegiatan Stand Up Comedy dilakukan pada hari Selasa, tanggal 27 Oktober 2015, pukul 14.00 – 15.15. Kegiatan ini dipandu oleh MC Sdr. Pratiwi dan Sdr. Riza. Dalam kegiatan ini, satu orang perwakilan dari setiap kelompok akan maju dan berusaha melucu untuk membuat peserat lain tertawa. Sebelum stand up comedy dimulai, dilakukan ice breaking dengan mengamati jumlah benda-benda di sekitar ruangan. Kegiatan ini dimulai dengan pembacaan aturan oleh Sdr. Joy, PIC Stand Up Comedy. Urutan penampilan dipilih secara acak dengan waktu maksimal 8 menit per kelompok. Peraturan substansi Stand Up Comedy antara lain tidak mengandung unsur SARA, pornografi, atau bullying, dan harus membuat penonton tertawa. Resume substansi Stand Up Comedy masing-masing kelompok adalah sebagai berikut. Jong Islamieten Bond (Perwakilan: Hafid) Menceritakan pengalaman mengikuti tes LPDP, terutama tes TBCyang dilakukan saat puasa, di mana petugasnya menerima dahak dengan sikap jijik. Sebelum interview, peserta membaca blog sebagai bahan referensi, namun pada akhirnya tidak ada bahan yang keluar.Sdr. Hafid mengusulkan tugas pra-PK tambahan, yaitu PK 45 wanna be, karena melihat banyaknya anggota PK 45 yang berbakat dan mirip dengan artis, antara lain Ustad Maulana, Badai Kerispatih, VJ MTV (Alex A., Jimmy Aditya), Bruce Lee. Jong Java (Perwakilan: Hijjaz) Menceritakan suka duka menjadi wakil ketua pra PK dan keinginan mengetahui seberapa galaknya PIC PK. Saat disuruh berkumpul untuk rapat pengurus, Sdr. Hijjaz yang rumahnya di Bogor, menuju lokasi dengan menggunakan kereta. Namun sialnya, Sdr. Hijjaz terlewat satu stasiun sehingga terpaksa menggunakan ojek untuk ke kantor LPDP. Banyak tugas pra PK yang harus dikerjakan di tengah kesibukan kerja. Sebagai wakil ketua, tugas beliau adalah mengecek apakah tugas para peserta lain sudah beres semua. Menurut beliau, tugas-tugas pra PK walaupun berat, namun memiliki manfaat yang sangat besar. Jong Bataks Bond (Perwakilan: Willy) Menceritakan kehidupan di Jailolo, Maluku Utara, di mana masyarakatnya terbiasa berbicara cepat. Sdr. Willy menceritakan tentang stand up comedy khas Indonesia Timur, yang disebut mob. Beliau mengibaratkan suatu lomba lari di mana pesertanya terdiri dari orang Solo, Madura, Ambon, dan Batak, di mana orang Ambon menjadi pemenangnya karena berbicaranya saja sudah cepat. Cerita berikutnya tentang 3 orang laki-laki dari suku Ternate, Manado, dan Papua yang sedang naik kapal bersama dan bercerita tentang ikan hasil tangkapannya, di mana ikan yang paling besar adalah milik orang Ternate. Cerita yang terakhir tentang 3 orang perempuan suku Ternate, Manado, dan Makassar yang sedang naik pesawat dan pesawatnya mau jatuh. Orang Makassar berdandan agar tampak cantik dan ditolong duluan oleh tim SAR. Orang Manado memakai rok mini agar tampak seksi dan ditolong duluan oleh tim SAR. Orang Ternate hanya membuka baju dengan alasan tim SAR akan mencari “black box” duluan. Jong Celebes (Perwakilan: Alam) Menceritakan teman yang mengatakan tidak mau makan, namun malah mengambil makanan banyak sekali, menunjukkan pikiran dan produk yang tidak sesuai. Sdr. Alam juga menceritakan rasa senangnya karena lagu angkatan dan beat box-nya dipuji angkatan lain, walaupun terutama vokalisnya yang mendapat pujian. Cerita berikutnya tentang buku “Willpower Instinct” yang menyatakan bahwa kebiasaan diatur oleh korteks prefrontal. Peserta LPDP di-brainwash oleh panitia sehingga kebiasaan saat PK akan terbawa sampai saat kuliah di luar negeri. Sdr. Alam menyatakan bahwa ada 3 cara orang berkenalan, yaitu melihat name tag, melihat detail dari atas ke bawah, dan melihat fokus pada mata. Jong Ambon (Perwakilan: Kristian) Menceritakan pengalaman mendaftar LPDP mulai dari sesi wawancara dan LGD, di mana peserta saling membantu, bukan menjatuhkan. Sdr. Kristian sempat bingung memlih universitas. Awalnya beliau memilih Australian National University (disingkat: ANU), kemudian berubah Arizona State University (disingkat: ASU), berubah lagi Utah University (bahasa Sunda: muntah), kemudian ganti Monash University, dan akhirnya memilih ITB. Orang tuanya takut beliau akan mengalami kuper (kurang persiapan), kudis (kurang disiplin), dan kurap (kurang rapi) saat menempuh pendidikan. Jong Sumatranen Bond (Perwakilan: Dinar) Menceritakan saat pra PK beliau sering dikira perempuan. Penelitian menunjukkan 60% peserta marah-marah saat mengerjakan tugas pra PK, 30% peserta mengerjakan tugas PK sambil marah-marah, dan 10% dimarahi istri karena mengerjakan tugas sampai terlalu malam. Cerita berikutnya adalah kesulitan mencari jajanan nusantara kembang goyang di pasar, bahkan lebih sulit daripada mencari kembang desa. Cerita yang terakhir tentang penutupan PK 45 yang mengundang komunitas kandang sapi, padahal anak gembalanya ada di PK sebelah. Setelah penampilan semua kelompok dilakukan peniliaian stand up comedy oleh kelompok lainnya dan kemudian hasilnya dikumpulkan ke panitia.

Comments

Popular Posts